BBM naik lagi ? Setuju atau tidakkah anda ? Setuju dan tidak setuju itu adalah pemikiran masing-masing individu melihat dari segi positif dan negatif dari segi aspek tertentu. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu sumber kehidupan
masyarakat Indonesia. Bayangkan hidup kita tanpa BBM. Masyarakat menjadi
sangat tergantung dengan BBM, kenaikan harga sedikitpun akan membuat
masyarakat resah, terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah. Untuk
harga bensin yang Rp4.500 saja masih mahal buat mereka, apalagi kalau
dinaikkan Rp6.000. Kenaikan harga akan memicu banyak hal, yang paling
menjadi kekhawatiran terbesar masyarakat adalah naiknya harga bahan
pokok yang berbanding lurus dengan harga BBM.
Sebuah keputusan yang dikeluarkan tidak ada yang sempurna. Semua
memiliki sisi positif dan negatif. Tidak ada rencana yang 100% sempurna.
Jadi sebenarnya, wajar saja jika mahasiswa yang mewakili masyarakat
menunjukkan pendapat mereka, demonstrasi, orasi. Itu hal yang wajar.
Tanpa mahasiswa yang mengekspresikan pandangan masyarakat, tidak akan
ada tambahan pertimbangan oleh pemerintah. Tidak ada perubahan.
Kebebasan berpendapat. Sebagai negara demokrasi itu adalah hal yang
sangat wajar.
Tetapi, perlukah harga BBM dinaikkan? Jawaban saya pribadi Ya.
Harga bahan bakar minyak perlu dinaikkan, mau tidak mau suatu saat harga
bahan bakar minyak naik. Mahasiswa yang berdemonstrasi dapat berhasil
untuk menggugah hati pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM
sekarang, tetapi mungkin tahun depan, atau beberapa tahun kedepan, issue
ini akan muncul lagi dan hal yang familiar akan melanda negara kita
lagi: demonstrasi, aksi anarkis, boikot jalan, kenaikan harga bahan
pokok dan lain-lain. Sampai kapan akan terus begini?
Kenapa harga BBM perlu dinaikkan? Terkadang, kita harus berani melihat
jauh ke depan. Masyarakat yang tidak setuju dengan kenaikan BBM juga
benar. Mereka khawatir tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari
mereka. Mereka khawatir tidak dapat makan. Dengan harga Rp4.500 per
liter tingkat kemiskinan di Indonesia sudah tinggi, apalagi dengan harga
Rp6.000 kan?
Tetapi, jika kita melihat dari segi lingkungan dampak positif yang
dihasilkan sangat besar. Lingkungan di sekitar kita akan menjadi jauh
lebih baik, tentunya kita mau anak cucu kita merasakan bumi yang lebih
baik daripada kita sekarang saat ini kan? Bukannya membandingkan, tetapi
setelah tinggal setahun di negara maju, saya melihat dampak yang sangat
baik yang dihasilkan dengan tingginya harga BBM. Dengan harga yang
dinaikkan 100% dari harga aslinya (2 kali lipat), masyarakat semakin
menghargai yang namanya Transportasi Umum. Masyarakat akan berpikir dua
kali jika ingin menggunakan mobil pribadi, karena menggunakan
transportasi umum akan jauh lebih murah. Tentunya ini akan berpengaruh
kepada global warming kan? Tidak sadarkah kita akan perubahan lingkungan yang lumayan ekstrim di negara kita? Pro kontra diluar sana kian membara bagai angin melewati kita. tidak usah risau dan tidak usah galau, mari kita lihat cuplikan info berikut agar kita dapat mengetahui info terbaru mengenai kenaikan harga BBM yang sedang booming di bicarakan :D
Pertama, pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla akan mewujudkan kemandirian ekonomi. Kedua, dalam membangun ekonomi, Presiden Jokowi-Wapres JK menjanjikan bukan sekadar menciptakan stabilitas makroekonomi dan ikhlim usaha yang sehat, tetapi menggunakan pendekatan hands-on dalam menggerakkan sektor riil dengan mengikutsertakan seluruh pelaku bisnis.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Hendri Saparini mengatakan muncul sejumlah pertanyaan bagaimana pemerintah Jokowi-JK mewujudkan janji politik tersebut seiring dengan rencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
“Setiap kali terjadi perubahan kebijakan terutama untuk administered prices, yang pasti itu adalah pilihan politik. Jadi tidak hanya pertimbangan ekonomi tapi juga politik, seperti kenaikan harga BBM,” kata Hendri ditemui usai mengisi seminar 'Economic Outlook: Indonesia 2015 and Beyond: Reinventing Economic Priorities', Jakarta, Kamis (6/11/2014).
Hendri memastikan kenaikan harga BBM bersubsidi memberikan dampak amat besar terhadap perekonomian. Kenaikan harga BBM bersubsidi tidak semata-mata dilakukan dengan pertimbangan waktu, yakni dilakukan pada inflasi rendah. Pasalnya, pada dasarnya secara kumulatif dampak dari kenaikan harga BBM kan akan dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Hendri menyampaikan, Jokowi-JK berkali-kali mengatakan akan menggunakan pendekatan ekonomi yang berbeda, yakni kemandirian ekonomi, di mana melibatkan seluruh pelaku bisnis, termasuk pelaku bisnis mikro. Padahal, lanjut dia, pelaku bisnis mikro tersebut pasti akan terkena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi.
“Pertanyaannya, desain kebijakan kompensasi seperti apa untuk mengeliminir dampak negatifnya tadi?,” imbuh dia.
Lebih lanjut Hendri menuturkan, kalau pemerintah Jokowi-JK nyatanya tidak memiliki desain tersebut, maka pilihan politik menaikkan harga BBM bersubsidi akan memberikan dampak negatif, sama dengan pilihan politik pemerintahan sebelumnya.
“BBM dinaikkan tetapi akan meningkatkan jumlah kemiskinan dan pengangguran. Ini akan menjadi ongkos yang mahal lagi bagi APBN. Jadi, makanya bagi saya ini harus ada perhitungan yang betul-betul, apa desain kebijakan yang akan dilakukan,” tukas Hendri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar